MATERI USBN
PRAKARYA 2019
LINGKUP MATERI
1.
Peserta didik mampu
mengidentifikasi prinsip perancangan, proses pembuatan, jenis, penyajian
dan pengemasasn produk.(mendeskripsikan, menyebutkan, mengidentifikasi dan
memaknai)
2.
Peserta didik
mampu menyusun desain pembuatan dan pengemassan karya kerajinan
berdasarkan konsep dan prosedur pembuatan produk (menunjukkan bukti,
menyimpulkan, mengintrepretasikan, menggunakan dan menyusun)
3.
Peserta didik
mampu mengontruksikan desain pembuatan dan pengemasan karya kerajinan
berdasarkan konsep dan prosedur pembuatan produk (mengklarifikasi,
mengekspresikan data, mengonstruk, menyelesaikan masalah
|
A.
FUNGSI DAN PRINSIP KERAJINAN TEKSTIL
1.
Kerajinan tekstil dibuat dengan berbagai tujuan,
antara lain yaitu:
a.
Fungsi penghias, kerajinan yang dibuat semata-mata
sebagai hiasan pada suatu benda atau sebagai pajangan suatu ruang dan tidak
memiliki makna tertentu selain hiasan. Contoh : hiasan dinding.
b.
Fungsi benda pakai, kerajinan yang dibuat
berdasarkan tujuan untuk digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari. Contohnya
busana, tas dan aksesoris
c.
Fungsi simbolik, kerajinan tekstil tradisional
selain sebagai hiasan juga berfungsi melambangkan hal-hal tertentu yang
berhubungan dengan nilai spiritual. Contohnya tapestry, tenun dan batik yang
dibuat dengan motif simbolik
2.
Prinsip kerajinan fungsi hias dan fungsi pakai
a.
Keunikan bahan kerajinan
b.
Keterampilan tangan
c.
Unsur estetik
d.
Unsur hiasan (ornament)
B.
Jenis dan karakteristik kerajinan tekstil
1.
Structural technic
Structural technic adalah susunan dari garis, bentuk,
warna dan tekstur dari suatu kerajinan tekstil yang dibentuk dari bahan yang
dijalin sesuai teknik pembuatannya. Misalnya tas yang dibuat dengan teknik
rajut.
2.
Decorative technic
Decorative (garniture) adalah sentuhan/perlakuan yang
diberikan pada permukaan busana yang memberikan efek visual dan memperindah
penampilan. Misalnya tas kain katun yang dijahit, lalu diberi hiasan dengan
sulam pita.
C.
Proses produksi kerajinan tekstil
1.
Tapestry
Para ahli antropologi menyatakan bahwa kegiatan menenun
sudah ada sejak 500 SM, terutama didaerah Mesopotamia daan mesir. Selanjutnya
menyebar ke Eropa dan Asia terutama India,Turki, dan China. Oleh sebab itu,
wilayah itu sejak dahulu telah dikenal sebagai penghasil permadani yang sudah
mendunia, baik dikerjakan dengan manual keterampilan tangan maupun dengan
mesin.
Saat kita menjelajah Indonesia, terungkap banyak kekayaan
tenun menenun, dengan aneka ragam teknik dan prosesnya, serta ragam hiasnya
yang beraneka ragam. Tenun yang menggunakan alat tenun seperti gedogan ataupun
ATBM (alat tenun bukan mesin) dalam pembuatan hiasan tenun serat ini mengikuti
kebiasaan dalam pembuatan tenun pada umunya.
2.
Batik
a.
Penjelasan
Sejak masa lalu Indonesia telah menggunakan produk batik
sebagai alat memmenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mulai dari pakaian hingga
kebutuhan ritual budaya. Dalam sejarahnya, secara magis pemilihan teknik warna
(resist dyeing) pada batik ditujukan untuk mengundang keterlibatan roh
keterlibatan pelindung guna menolak pengaruh roh jahat. Para ahli meneliti
berdasarkan lukisan-lukisan yang ada pada dinding goa-goa di Indonesia.
Kegiatan merintang warna ini sudah dilakukan oleh manusia purba. Gambar yang paling
sering muncul adadlah gambar tapak tangan yang dibubuhi pigmen merah. Jadi dapat
disimpulkan bahwa teknik pewarnaan dalam pembuatan batik dipengaruhi oleh
konsep kepercayaan.
b.
Macam-macam batik
1)
Batik pedalaman (Klasik)
Batik pedalaman yaitu pengkategorian batik yang
berkembang dimasa lalu. Dahulu pembatik hanya ditemui didaerah pedalaman.
Selain itu, juga tidak sembarangan orang dapat melakukan proses membatik.
2)
Batik Pesisir
Batik pesisir adalah batik yang berkembang dimasyarakat
yang tinggal diluar benteng keratin, sebagai akibat dari pengaruh budaya daerah
diluar pulau jawa. Ragam hias yang diciptakan cenderung bebas, spontan dan
kasar disbanding batik keratin. Warna-warna berisfat dinamis, seperti merah,
biru, hijau, kuning bahkan ada pula yang oranye, ungu dan warna-warna muda
lainnya.
Ragam hias pada karya batik Indonesia sangat banyak.
Tentunya masing-masing motif memiliki makna sesuai dengan budaya masing-masing
daerah. Motif truntum merupakan lambang cinta kasih yang tulus tanpa syarat,
abadi dan semakin lama semakin tersa suburberkembang (tumaruntum). Motif bunga
dan tumbuhan memiliki makna untuk selalu menjaga kelestarian alam.
c.
Bahan dan alat pembuatan batik
1)
Bahan produksi batik
a)
Kain putih
b)
Malam/lilin
c)
Zat pewarna batik
2)
Alat produksi batik
a)
Kompor
b)
Wajan
c)
Canting
d)
Gawangan/pemidangan
e)
Kuas
f)
Ember
g)
Kursi pendek
3)
Proses pembuatan batik
Dalam pembuatan batik dikenal dengan tiga teknik, yaitu
batik cap, batik tulis dan batik celup.
Proses pembatikan dapat diuraikan sebagai berikut :
a)
Nyungging :
membuat pola diatas kertas
b)
Ngemplong :
penghalusan permukaan kain dengan cara dipukul-pukul menggunakan alat pemukul
dari kayu agar kain tidak kaku dan mudah menyerap malam dan warna
c)
Nuaplak :
menjiplak pola dari kertas ke kain
d)
Ngiseni :
memberi isian motif ke dalam pola besar
e)
Nglowong :
memberi lilin/malam pada kain sesuai pola.
f)
Nembok :
penutupan pada bagian-bagian tertentu dengan agar tetap berwarna putih saat
dilorot.
g)
Nyolet :
memberi warna dengan kuas atau kayu dengan ujung spon
h)
Nyelup :
membri warna pada kain dengan pencelupan
i)
Mopok :
memberi isian pada latar belakang pola
j)
Nglorod :
membuang lilin/malam (dengan cara direbus) yang sudah tidak diperlukan agar
motif batik terlihat
k)
Nanahi :
memberi isian dengan malam pada latar belakang pola
Tidak ada komentar:
Posting Komentar